Bepe: Persija Cinta Abadi Saya

“Persija Jakarta Cinta Abadi Saya, di Persija saya mengalami semuanya. Dari kesenangan hingga kesedihan. Menang, kalah, gelar juara, patah kaki, bahkan sampai saya mau dibunuh.”.

Support your local foodball

“Diantara banyak orang yang bangga memakai atribut sepakbola luar, disini gue lebih bangga memakai atribut tim sepakbola lokal kebanggaan gw, Persija Jakarta”.

Terima Kasih Bambang Pamungkas

Walau raga tak lagi disana, tetapi jiwa akan selalu bersama, berjuang untuk Persija Jakarta #PersijaSelamanya -Bambang Pamungkas-

Mencintaimu Persija Dengan Sepenuh Hati

JakOnline- Pukulan keras sedang menghantam tubuh salah satu kelompok supporter di negeri ini. Berapa banyak media masa yang berbondong-bondong menyudutkan The Jakmania atas peristiwa 22 Juni 2013 lalu.

Stop Kekerasan Terhadap Supporter

“Akhir-akhir ini di lini masa menjadi akrab dengan kalimat “stop kekerasan terhadap supporter”, mungkin sejak kejadian di tol cikampek beberapa bulan lalu.”.


Senin, 28 Juli 2014

#OrenKanMadura





OrenMadura - Mungkin tak mudah untuk mewujudkannya tapi di dunia ini tak ada yang tidak mungkin,butuh kerja keras untuk mewujutkannya. Apalagi mendirikan Jakmania di Madura kayanya sulit tapi dengan perjuangan pasti bisa. 


Sebenarnya banyak pecinta Persija Jakarta di Madura,tapi mereka kurang yakin dan takut untuk mengakuinya. Buat apa takut? hidup mati kita hanya di tangan Allah bukan di tangan meraka. Memang terlalu berbahaya untuk menjadi JakMania di Madura.


Kekompakan adalah masalah yang paling utama,kalau bukan kita sendiri siapa lagi yang akan #OrenKanMadura ? jadi marilah jangan egois kalau kalian memang JakMania dari madura ayo gabung dengan kami. Ga usah takut dengan TERROR yang terdengan di telinga kalian.


Anggota kami hingga saat ini masih sedikit hanya 4 orang dan semuanya hanya dari Kabupaten Sumenep. Kami yakin pasti ada JakMania di Kabupaten Pamekasan,Kabupaten Sampang,dan Kabupaten Bangkalan. Jangan takut ayo gabung dengan kami. Bagi yang mau gabung caranya gampang, hubungi kami di Twitter atau Facebook.


Kami yakin suatu saat nanti pada waktunya kami akan datang kesana (SUGBK) dan akan kami bentangkan spanduk kami,dan itu tanda keberhasilan kami dalam meng #OrenKanMadura. TERIMA KASIH

Jumat, 18 Juli 2014

Antara Ada Dan Tiada




OrenMadura - The Jak Mania itulah sebutan bagi suporter kesebelasan Persija Jakarta,suporter yang tidak mengenal lelah untuk mendukung tim berjuluk macan kemayoran itu. Keberadaannya bukan hanya di satu titik saja yaitu Jakarta,bahkan keberadaannya hampir tersebar di seluruh indonesia tidak terkecuali di Madura.

Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa. Siapa sangkah disana juga ada the jak mania.

Saya mewakili teman-teman jakmania di Madura membuat artikel ini hanya ingin kalian tau bahwa juga ada jakmania di Madura. Mungkin kalian tidak percaya,tapi percayalah bahwa warna oren juga ada disini. Mungkin ada yang percaya dan tidak percaya tentang keberadaan kami, ya itulah kami “antara ada dan tiada”:D .

Tanggal 13 Juni 2013 adalah tanggal bersejarah bagi kami dimana Persija Jakarta datang ke Madura untuk menghadapi Persepam Madura. Di tanggal itulah untuk pertama kalinya kami menonton langsung Persija Jakarta bertanding. Di dalam stadion kami tidak leluasa seperti kalian menonton langsung di SUGBK. Ya kami tidak bisa mendukung Persija dengan lagu-lagu yang sering terdengar di SUGBK,kami hanya bisa berdoa. Seolah-olah kami tidak ada di dalam stadion Glora Bangkalan. Terkadang terdengar di telinga kami nyanyian rasis untuk Persija, dan kami hanya terdiam begitun saja.

Harapan kami untuk Persija yaitu menghilangkan rasa haus kita semua (the jak mania) terhadap juara yang lama tak di raih kembali Persija Jakarta. Kami yakin suatu saat nanti pada waktunya kami akan mempublikasikan keberadaan kami di madura secara nyata seperti Jak Outsider yang lain.

Selasa, 08 Juli 2014

Semakin Dekat Dengan JakMadura


Jika ada yang mau di tanyakan kepada kami silahkan tulis pertanyaannya di kotak yang sudah di sediakan. Jika mau lihat jawaban yang kami berikan atas pertanyaan anda silahkan KLIK DISINI. Jika pertanyaan anda belum terjawab mohon di cek lagi berulang kali, kami akan berusaha menjawab pertanyaan anda secepat mungkin. Terima Kasih 
#SemakinDekatDenganJakMadura 

Kamis, 26 Juni 2014

Ivan Bosnjak Macan Yang Mulai Garang


OrenMadura - Diboyong oleh Manajemen Persija Jakarta dari klub Brunei Darussalam, DPMM FC Ivan Bosnjak diharapkan menjadi mesin gol untuk tim Macan Kemayoran. Memulai debutnya melawan Barito Putra, Ivan mengawali partai perdananya di Indonesian Super League 2014 dengan cukup baik. Ia langsung diturunkan oleh coach Bendol dalam pertandingan yang berkesudahan keunggulan Persija dengan skor 2-1.
Partai melawan Semen Padang menjadi ajang bagi striker asal Kroasia mencetak gol debutnya lewat titik putih. Gol itu diharapkan menjadi pembuka kran gol selanjutnya. Gelontoran gol kedua dicetak pemain nomor punggung 10 ini ketika Persija bertandang ke markas Pelita Bandung Raya. Meskipun kembali mencetak gol lewat titik putih, setidaknya gol Ivan membantu Persija terhindar dari kekalahan dalam laga yang dihelat di Stadion Si Jalak Harupat.
Dirinya hampir saja mencetak ‘Hattricknya’ lewat titik putih saat melawan Persita Tangerang jika tendangannya tidak ditepis oleh Yogi Triana, kiper dari Pendekar Cisadane.
Kritikan mulai datang termasuk dari The Jakmania. Karena pemain yang pernah merasakan bermain di Piala Dunia tidak mampu mencetak gol di beberapa laga selanjutnya bersama Persija. Spesialis penalti sempat melekat pada diri Ivan Bosnjak. Tidak jarang menyebut Ivan terkesan loyo dan kurang padu dengan permainan tim Ibukota. Namanya sempat masuk daftar pemain yang dicoret pada bursa transfer putaran kedua. Walau pada akhirnya manajemen Persija mencoret Zelimir Terkes, amanlah Bosnjak.
Titik balik bagi Ivan terjadi saat melawan Persijap Jepara di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ia menjawab kritikan yang datang padanya dengan mencetak gol kali ini tidak melalui titik penalti. Dalam laga tersebut ia mencetak gol melalui proses yang cukup cantik lewat tendangan setengah voli. Pada pertandingan itu ia bermain spartan seolah ingin membayar penampilan buruknya di putaran pertama.
Hasil kerja kerasnya terbayar kembali ketika menghadapi Persita Tangerang dalam partai tandang. Satu gol ia sumbangkan lewat kerjasama apik bersama Ramdani Lestaluhu. Perlahan ia mampu menjawab semua koreksi yang menerpa dirinya. Kritikan yang sempat membuat permainannya tidak stabil. Kini berubah menjadi dukungan sepenuh hati kepada Ivan yang datang dari seluruh elemen pecinta Persija Jakarta.
Meskipun sudah terbilang uzur untuk usia seorang pesepakbola. Kegigihan dan semangatnya setiap kali diturunkan patut diapresiasi oleh manajemen dan jajaran pelatih. Termasuk juga seluruh lapisan kelompok supporter Persija Jakarta.

[Sumber: JakOnline]

Stop kekerasan terhadap suporter, sebuah otokritik diri


OrenMadura- Akhir-akhir ini di lini masa menjadi akrab dengan kalimat “stop kekerasan terhadap supporter”, mungkin sejak kejadian di tol cikampek beberapa bulan lalu. Suporter memang selalu dianggap biang rusuh, di belahan dunia manapun supporter selalu dijadikan kambing hitam. Mungkin masih jelas diingatan kita tragedi heysel, Hillsborough, ataupun saat laga oldfirm derby di Ibrox menjadi pelengkap stigma terhadap supporter.
Sama halnya dengan kasus di luar Indonesia, kasus-kasus kekerasan sepakbola di tanah air selalu menjadikan supporter sebagai sasaran tembak kesalahan. Sebenarnya banyak faktor menjadi penyebab terjadinya kekerasan di sepakbola. Diluar system yang bobrok, pengamanan yang tidak sesuai protap, ataupun panpel yang mindsetnya ‘sing penting tiket ludes’. Harusnya perlu dipahami juga psikologis supporter. Hal ini penting guna memahami cara berpikir supporter terhadap realita yang ada.
Fokus dan lokus dari tulisan ini adalah bagaimana supporter harus memahami jika dunia supporter memang dekat dengan kekerasan di stadion atau bahkan di jalan, dekat dengan kekerasan bukan berarti melegalkan kekerasan. Dunia supporter memang identik dengan pria, dan pria akan menunjukkan maskulinitasnya dengan cara-cara yang cenderung show off kekuatan mengarah tindakan destruktif. Hal tersebut yang harus dipahami dulu oleh supporter di Indonesia. Sehingga sadar atau tidak kekerasan terhadap supporter sebenarnya hanya menunggu supporter sebagai pelaku atau korban dari kekerasan itu sendiri.
Bertindak wajar adalah cara bijak menanggapi masalah tersebut, tanpa harus terkesan merengek atau bahkan diam seribu bahasa ketika sasaran tembak mengarah ke supporter. Rasanya terlalu berlebihan jika terus-menerus meminta beberapa pejabat kepolisian untuk mundur sedangkan disisi lain kaos-kaos bertuliskan kejadian tersebut dipakai dengan penuh bangga, ataupun merengek menolak lupa sedangkan pelaku sudah dijebloskan di hotel prodeo. Disparitas ini harus dicermati sebagai kepandiran untuk memilah dan menempatkan supporter itu sendiri dalam kekerasan sepakbola di Indonesia, karena memang terkadang sulit memilah antara sebagai korban atau pelaku. Dan rasanya kejadian terakhir di Palembang adalah cara-cara anomali dari kebiasaan kekerasan di dunia supporter di seluruh dunia. Dan kejadian di Palembang perlu dikecualikan dalam tulisan ini.
Point utama dari tulisan ini adalah sepakbola olahraga yang lebih dari  sebuah permainan biasa, ada nilai-nilai yang dibawa di dalamnya, kebanggaan akan rasialis, primordialis atau bahkan fasis di dalamnya. Untuk fasis boleh dikecualikan, karena supporter tetangga saja yang sibuk berbicara fasisme tanpa tahu beda fasis dan rasis. (VK-JO)
*respect for all victims in Tragedy Palembang, you’ll never walk alone!
[Sumber: JakOnline]


Rabu, 25 Juni 2014

Bepe : Persija Cinta Abadi Saya



OrenMadura - Setelah sukses dengan buku pertama “Ketika Jemariku Menari”. Bambang Pamungkas atau akrab di sapa Bepe meluncurkan buah kedua yang berjudul “PRIDE” di Gramedia Matraman, 24/6
Buku ini menceritakan secara detail perjalanan karier baik itu di klub maupun timnas, periode 2011-2014. Termasuk juga mengenai konflik didalam PSSI, Induk organisasi sepakbola Indonesia. Menampilkan juga foto-foto ekslusif yang belum pernah ada dimanapun.
Dalam sesi diskusi dan tanya jawab saat peluncuran, Bepe mengungkapkan satu perjalanan yang harus di lewatinya dalam kariernya. Pindah dari Persija Jakarta tim yang membesarkan namanya menuju Pelita Bandung Raya.
“Persija Jakarta Cinta Abadi Saya, di Persija saya mengalami semuanya. Dari kesenangan hingga kesedihan. Menang, kalah, gelar juara, patah kaki, bahkan sampai saya mau dibunuh, kata pemilik nomor punggung 20 ini.
Sama halnya dengan buku pertama, hasil penjualan buku setebal 441 halaman ini akan didonasikan kepada Yayasan Syair Sahabat yang bergerak dibidang Hiv/Aids.

[Sumber: Jakonline ]

Jakarta Harus Lebih Persija





OrenMadura - 22 Juni, Kota Jakarta akan merayakan hari kelahirannya. Sudah tidak muda lagi, namun begitu banyak kisah dan cerita telah terjadi. Banjir dan macet menjadi bahan perbincangan utama tentang kota yang cikal bakal dicetuskan oleh Fatahillah ini.
Dalam perjalanan hingga saat ini, bangunan-bangunan mewah mampu menggusur warga pribuminya berpindah dari tanah kelahirannya. Statusnya sebagai Ibukota negara dan Monas sebagai landmarknya ini menjadi kota paling “seksi” di seantero negeri. Semua kejadian yang terjadi akan diperbincangkan dan diberitakan oleh semua lapisan masyarakat.
Jakarta seperti miniatur negeri ini. Banyak orang dari luar kota datang kesini untuk mengadu nasib. Ada yang berhasil dan tak jarang, banyak pula yang gagal. Namun tak membuat orang-orang yang memiliki tekad kuat gentar melihat kenyataan seperti itu.
Diulang tahun Jakarta, ada begitu banyak harapan besar dari penduduknya agar lebih baik dari sebelumnya. Ini akan terjadi, jika semua lapisan masyarakatnya mau bekerja sama untuk membangun kota kebanggaannya, bukan hanya mengandalkan peran pemerintah semata.
Di lain sisi, Jakmania supporter Persija Jakarta mengharapkan Jakarta menjadi lebih Persija dari tahun sebelumnya. Lini masa di sosial media telah ramai dibicarakan oleh para pecinta tim Macan Kemayoran. Tentunya, harapan tersebut merupakan sebuah tugas berat bagi mereka yang mengaku mencintai Persija dan juga Jakarta.
Cita-cita tentang Jakarta harus lebih Persija akan terwujud dan tercapai dari sikap dan perilaku para pencintanya baik di dalam stadion maupun di luar stadion, baik saat sedang ada atau tidak ada pertandingan. Persija adalah nama baik itu sendiri yang sedang kita perjuangkan sebagai pendukungnya. Persija akan lebih dicintai dan dirasakan kehadirannya oleh seluruh penduduk Ibukota jika sikap dan perilaku mencerminkan hal positif. Citra klub kebanggaan kita tersebut akan terlihat dari semua hal yang kita lakukan, karena Jakmania adalah “agen” dari Macan Kemayoran itu sendiri.
Perlu banyak edukasi dari Jakmania untuk menciptakan para pendukung tim yang saat ini dilatih Benny Dollo dan memiliki satu tujuan yang sama, menjaga nama baik Persija. Beruntung Jakmania begitu banyak memiliki Korwil dan juga komunitas pecinta Macan Kemayoran yang bisa mengendalikan dan mengarahkan anggotanya yang mencapai puluh ribuan ini. Korwil dan komunitas ini tentunya memiliki andil penting dalam menjaga nama baik Persija, mereka memiliki caranya sendiri dalam memberikan yang terbaik untuk mendukung Fabiano Beltrame dkk.
Tercermin paling nyata saat ini tentunya di dalam stadion. Sudah dapat kita saksikan semua kalangan ada untuk mendukung Persija. Dari yang single maupun yang sudah berpasangan. Dari anak-anak maupun yang sudah dewasa. Dari yang sama teman atau pasangan, maupun yang sudah berkeluarga, ada di atas tribun kebanggaan. Selain itu, hal yang paling penting sudah berkurang nyanyian rasis. Kenapa ini penting, karena tidak dapat dibayangkan jika anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dijajakkan dengan sebuah hal yang negatif sedari dini. Tentu pola pikir mereka akan berdampak buruk.
Lantas apakah itu semua sudah mencukupi untuk kampanye kita bersama sebagai Persija lovers agar Jakarta harus lebih Persija? Setidaknya hal tersebut sudah memberikan hal positif dan menunjukkan kepada media massa bahwa kita tak seburuk yang mereka bayangkan.
Hal yang paling utama ialah sikap kita sebagai pendukungnya Persija dalam setiap aktifitas dan jika mengenakan atribut Persija harus lebih memberikan rasa nyaman dan aman kepada setiap orang. Kerena tujuan yang ingin kita capai dari Jakarta harus lebih Persija semua lapisan masyarakat yang ada di Jakarta secara sukarela bukan hanya mengenal dan mendukung karena prestasi. Namun karena kita sebagai pendukungnya memberikan gambaran yang positif tentang Persija dan kita sendiri sebagai supporternya.
Semoga #JakartaHarusLebihPersija bukan sekedar kicauan semata di dunia maya, melainkan butuh konsistenti dari The Jakmania sebagai pendukungnya agar senantiasa menjaga nama baik Persija itu sendiri.
[Sumber: JakOnline]

Persija Ajarkan Cinta Pada Jakarta



OrenMadura - Tulisan ini adalah cerita dua tahun lalu dimana seorang anak perempuan yang akan lulus SMA. Tinggal diluar Jakarta, yang jatuh cinta kepada tim sepakbolanya, dan sebuah mimpi untuk lebih dekat dengan tim kebanggaan yaitu Persija.
Remaja perempuan itu tinggal disebuah kota kecil Jawa Barat yang baginya tidak begitu jauh dari Jakarta. Kota yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi pantai. Namun bagi sebagian orang ketika ditemui akan berkata sebuah hal yang berbeda, kota asal perempuan berusia 19 tahun ini begitu jauh dari Ibu Kota.
Jarak jauh memang menjadi alasan dirinya jarang ke stadion, namun bukan berarti menjadi sebuah penghalang untuk memutar otak, mencari jalan keluar, dan bagaimana merubah khayalannya ini menjadi sebuah kenyataan. Bertanggung jawab akan hasil akademik, memperbaiki nilai raport. Berusaha sedemikian rupa supaya diterima disebuah Universitas di Jakarta lewat jalur prestasi. Semua demi tujuan dan kemulusan jalan mencapai pengharapan awal melanjutkan pendidikan di Jakarta agar lebih dekat dengan Persija.
Jakarta, ternyata bukan perkara mudah memulai hari demi hari jauh dari keluarga dengan predikat anak perantau. Bukan hal yang gampang ketika sudah di Jakarta. Pil pahit harus diterima kala itu perizinan laga home susah didapatkan membuat Persija harus menjadi tim musafir. Bukan hal yang mudah mengatur jadwal kuliah dan jadwal menonton kau (Persija).
Karena bagaimana pun pendidikan harus tetap berjalan dengan baik sebagai sebuah tanggung jawab kepada orangtua. Dan bukan hal sepele mencari teman untuk sekedar ke stadion. Karena nyatanya walaupun berada di Jakarta, namun tetap saja kesulitan mencari sesama Persija Lovers. (Mungkin suatu saat remaja ini mendapatkan pasangan dengan satu cinta yang sama)
Persija, atas cinta kepada anda maka turunlah rasa itu kepada kota dimana anda lahir dan berpijak. Kecintaan akan kota yang begitu banyak kepentingan. Kota yang katanya keras. Kota yang seolah memberikan angin surga bagi orang daerah mengadu nasib. Dan kota yang dinilai sebagian orang masih semerawut entah kenapa mulai dirinya cintai. Pada saat umur beranjak dewasa dikota perantau bersama tim kebanggaannya, Persija. Mahasiswa jurusan Psikologi ini sadar bahwa tidak semuanya indah. Seperti apa khayalannya dulu di masa sekolah atas kota berlambang monas ini.
Persija, kau ajarkan cinta pada Jakarta. Cinta yang mungkin belum terlalu besar, belum begitu terlihat, dan belum sama seperti penduduk asli Jakarta. Wanita berzodiak Virgo ini masih dalam proses belajar untuk mencintai jantung negara ini.
Dirinya sadar bahwa dua tahun bukanlah waktu yang cukup untuk sekedar mengetahui siapa Jakarta itu. Dua tahun hanyalah sebuah perhitungan waktu, yang akan terus bertambah untuk lebih mengetahui. Terus menggali rasa cinta kepada kota ini tanpa menghilangkan identitas aslinya. Karena bagaimana pun dirinya berhutang budi kepada kota ini atas tempat melanjutkan pendidikan dan peluang dalam mencapai kesuksesan.
Persija, kau ajarkan cinta pada Jakarta. Senantiasa jadilah kota yang aman, nyaman, dan bersahabat. Ajarkan selalu arti kata cinta, setelah itu berjanji akan selalu mencintai kota ini. Pada akhir tulisan ini dirinya mengucapkan selamat ulang tahun kepada kota Jakarta. Hanya lewat artikel ini terpanjat harapan, doa untuk Jakarta yang lebih Persija dan Jakarta yang lebih baik. Jaya Raya Selalu Ibu Kota. #JKT487

[Sumber: JakOnline]

Persija Serap Ilmu dari Piala Dunia




OrenMadura - Perhelatan Piala Dunia Brasil 2014 sudah mau memasuki babak 16 besar. Banyak kejadian yang tak terduga pada perhelatan kali ini. Sepanjang fase grup, tim-tim besar sudah ada yang dipastikan angkat koper dari Negeri Samba.
Gelaran 4 tahunan ini kebetulan berbarengan dengan libur pertandingan dan latihan yang dijalankan oleh klub peserta Liga Super Indonesia. Hal tersebut tentunya dimanfaatkan para pemain dan pelatih untuk ikut menikmati pesta akbar sepakbola di dunia tersebut.
Bagi seorang pesepakbola, ada banyak pelajaran yang diambil dari turnamen sekelas Piala Dunia. Selain bisa mengambil pelajaran tentang teknik bermain, seorang pesepakbola juga dapat mengambil hal positif lainnya seperti cara menjunjung sportivitas.
Kesempatan ini tentu tak ingin disia-siakan oleh para pemain Persija. Misalnya Andritany, Ramdani, dan Syahrizal. Mereka yang baru saja kembali dari Yogyakarta usai mengikuti pemusatan latihan Timnas U-23 memiliki jagoannya masing-masing dalam pagelaran Piala Dunia Brasil 2014.
Hal yang paling pahit tentunya dirasakan oleh Andritany. Sebab, penjaga gawang nomor satu di Persija ini harus rela negara jagoannya pulang kampung lebih awal. Bagol -sapaan akrab Andritany- harus berbesar hati melihat Spanyol menjadi bulan-bulanan Belanda dan Chili. Untung saja, negara yang pernah menjuarai Piala Dunia 2010 itu memberikan hiburan pada laga terakhirnya saat mengalahkan Australia dengan skor 3-0. Namun hal tersebut tetap tidak mampu membawa Tim Matador lolos ke putaran 16 besar.
Berbeda dengan Andritany, top skor sementara Persija musim ini, Ramdani Lestaluhu lebih tertarik untuk menjagokan Argentina. Pemain yang pernah berbaju Sriwijaya FC Palembang itu optimis Argentina mampu meraih gelar juara dunia tahun ini. Terlebih lagi duet Lionel Messi dan Sergio Aguero di lini depan Tim Tango -julukan timnas Argentina- kita padu dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, Syahrizal mengaku lebih suka melihat permainan Brasil dibanding dengan negara-negara peserta lainnya di Piala Dunia tahun ini. Alasannya sederhana. Pemain berdarah Aceh itu mengidolakan bek tengah Brasil yang bermain untuk Paris Saint Germain, Thiago Silva.
Terlepas dari negara mana yang dijagokan ketiga pasukan Persija tersebut, perhelatan Piala Dunia tentunya bisa memberikan banyak wawasan bagi aktor lapangan hijau, khususnya di negeri kita. Semoga Andritany, Ramdani, Syahrizal dan semua pesepakbola di Indonesia bisa mengambil pelajaran dari pagelaran sepakbola termewah di jagad raya kali ini. [Sumber: JakOnline ]


Minggu, 04 Mei 2014

Persija Targetkan Lolos Ke Babak 8 Besar


OrenMadura - Manajer Persija Jakarta, Asher Siregar mengatakan, pihaknya menargetkan lolos ke babak 8 besar Liga Super Indonesia.
Untuk mewujudkannya, pihaknya akan mencari pemain yang benar-benar lebih baik dari saat ini.
“Kami harus bisa tembus ke babak berikutnya. Jadi harus mencari pemain yang memiliki skill yang lebih baik dibanding putaran pertama,” ucap Asher kepada Harian Super Ball, Sabtu (3/5/2014).
Asher menerangkan, untuk memuluskan target itu, timnya harus bisa mengakhiri putaran pertama ini minimal di peringkat empat.
“Dua laga terakhir melawan Arema dan Persib Bandung harus bisa kami selesaikan dengan baik. Minimal kami bisa mendapatkan empat poin dari dua laga tersebut,” ujar Asher. 

KAMI SIAP KEMBALIKAN KEJAYAAN !!!

Posted by The jak madura on 4 April 2015